Postingan

MUSIK ITU...? YA DANGDUT!

Ngopi sambil mendengar(kan) musik itu ibarat mencicipi suasana surga: penuh kedamaian, penuh ketenangan. Ngopi sambil mendengar(kan) musik, percayalah, mampu memulihkan dan menetralkan pikiran dan jiwa setelah dipaksa berlelah-lelah beraktivitas. Perkara musik yang bagaimana, genre-nya, kembali pada iman masing-masing. Alkisah -- yang sempat berulang-ulang dikisahkan oleh Kang Said, lebih dari 1000 tahun yang lalu, seorang Abu Nashr Muhammad diundang penguasa Syiria untuk turut menyaksikan pertunjukan musik oleh pemusik-pemusik andalan istana. Di tengah pertunjukan, tiba-tiba Abu Nashr interupsi karena menurutnya ada yang "fals" dari permainan musik itu. Ia lantas meminta izin untuk unjuk kebolehan di depan hadirin dan Sang Raja. Tak disangka, begitu ia memainkan alat musik, seluruh yang hadir tiba-tiba menjadi tertawa. Ia ganti komposisi musiknya, hadirin berubah menangis. Ia ganti "kunci"-nya, hadirin tertidur! Itulah "karomah" dari Abu Nashr, yang l...

ESA MUTLAK-ESA METAFORIS: Konsep Al Kindi tentang Sifat-Sifat Tuhan

Gambar
Sifat-sifat Tuhan termasuk salah satu persoalan teologi dan filsafat sebelum hingga masa Al Kindi, dengan 3 aliran mainstream yg muncul: Musyabbihah, Mu'tazilah, dan Asy'ariyah. Menurut Musyabbihah, sifat-sifat yang dimiliki Tuhan sama dengan sifat-sifat manusia. Ia punya tangan, badan, hingga singgasana tempat Ia duduk, meskipun bagaimana bentuk tangan dan badan-Nya, serta bagaimana Ia duduk, tak terbayangk an manusia. Sedangkan bagi Mu'tazilah, sifat dan dzat Tuhan manunggal karena ke-Esa-annya. Ke-Maha-Perkasa-an Tuhan bukan karena sifat atau kekuatan diluar diri-Nya melainkan dengan kekuatan yang merupakan esensi-Nya. Adapun Asy'ariyah menyatakan bahwa sifat Tuhan (Maha Perkasa, dst) berbeda dengan (bukan) dzat-Nya. Sifat Tuhan juga tidak sama dengan sifat manusia, sehingga terpisahnya dzat dengan sifat Tuhan tidak merusak ke-Esa-an-Nya. Pemikiran Al Kindi mengenai sifat Tuhan sebagaimana tertuang dalam al-Falsafah al-Ula identik dengan mu'tazilah. Namun...

16 KOPER BUKU vs 3 ANAK KECIL

Hari itu tanggal 1 Februari 1942. Sebuah heli berkapasitas kecil, MLD Catalina, pagi-pagi buta berputar-putar mencari lokasi pendaratan di atas teluk Banda Naira, pulau kecil kaya rempah di Maluku Tengah. Begitu kaki-kaki heli menjejak tanah pantai yang datar, co-pilot, seorang perwira Belanda berperawakan kurus, dengan cepat-cepat menuju ke rumah dimana dua orang buangan sejak 6 tahun lalu tinggal. Orang buangan itu tak lain adalah Hatta dan Syahrir. Oleh perwira Belanda tadi, Hatta dan Syahrir diberi waktu kurang dari satu jam untuk mengemasi barang-barangnya, untuk kemudian dibawa meninggalkan Banda Naira. Hatta, demikian juga Syahrir, siap menaiki Catalina. Barang-barang pribadi juga sedia dinaikkan ke Catalina, termasuk 16 koper buku milik Hatta dan 3 anak angkat Syahrir yang masih kecil-kecil, yang salah satunya masih 3 tahun. Mendadak masalah muncul. Catalina tak muat untuk dimasuki seluruh calon rombongan. Pilihannya tinggal dua: 16 koper buku ataukah 3 anak kecil yang dibawa...

HERMENEUTIKA: DEFINISI

Hermeneutika, dalam Webster’s Third New Dictionary , adalah “studi tentang prinsip-prinsip metodologis interpretasi dan eksplanasi; khususnya studi tentang prinsip-prinsip umum interpretasi Bibel”. Hermeneutika awalnya merupakan metode tafsir Bibel, karena itulah ia tidak lepas dari konteks teologis. Namun sekarang, hermeneutika dianggap signifikan juga terhadap filsafat dan (interpretasi) sastra. Hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata verba “ hermêneuein ” (menafsirkan) dan nomina “ hermêneia ” (interpretasi). Kedua kata ini diasosiasikan pada Dewa Hermes Sang pembawa pesan takdir, juga pada “pujangga” dari Sokrates dalam Ion-nya Plato. Dari mediasi dan proses membawa pesan ‘agar dipahami’ ini terkandung semua tiga bentuk dasar dari hermêneuein dan hermêneia, yaitu: 1) to stay , mengungkapkan kata-kata; 2) to explain , menjelaskan; dan 3) to translate , menerjemahkan. Ketiga makna itu bisa diwakilkan ke dalam kata kerja Inggris “ to interpret ”. Hermeneutika menjadi pe...

Ahlu al-dzikr vs Ahlu al-'ilm: Pertarungan Akal dan Hati

Sahabat, Tuhan berfirman: "Fas'aluu ahla al-dzikri in kuntum laa ta'lamuun"? "Bertanyalah kepada ahlu dzikr apabila kamu semua tidak mengetahui." Kenapa Tuhan menyuruh kita bertanya kepada ahlu al-dzikr? Benar, filsafat sebagai sumber pengetahuan--bahkan dianggap sumber kebenaran. Dalam tradisi epistemologi, kita simak adanya pertarungan antara akal dan wahyu (hati), dari masa ke masa. Satu waktu, akal mengalahkan wahyu (hati), seperti yang terjadi pada era Sofis, Yunani Kuno. Dan di waktu yang lain, giliran wahyu (hati) yang mendominasi hingga akal dikekang habis-habisan. Era ini terkenal dengan sebutan dark age, abad kegelapan, dimana doktrin-doktrin agama (gereja) berhasil memberangus kreatifitas dan 'keliaran' akal yang dianggap berbahaya. Hingga muncullah Descartes yang berhasil menumbangkan represi gereja, dan membebaskan posisi akal, sehingga akal serasa terlahir kembali, renaissance. Begitulah, perkelahian antara akal dan hati (wahyu) dalam...

MELURUSKAN MAKNA TARBIYAH: Orasi Ilmiah Prof. Dr. KH. Imam Suprayogo, M.Pd Dalam Wisuda STIT Sunan Giri Trenggalek-XIX Tahun 2013

Dalam Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Strata 1 STIT Sunan Giri Trenggalek kali ini, tepat satu minggu yang lalu, saya menyempatkan diri untuk mengikuti seluruh rangkaian acara, dari awal hingga akhir. Meskipun tidak memperoleh “jatah kursi” yang disediakan panitia, saya tidak ragu memasuki arena wisuda. Tentunya, saya dan keluarga wisudawan lain yang juga tidak mendapatkan jatah kursi hanya bisa menyaksikan dari ujung paling belakang yang masih lapang namun tanpa fasilitas kursi. Rapat Senat Terbuka tahun ini, yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna Kelutan tampak lebih meriah dan khidmat. Setidaknya dibandingkan dengan even serupa tahun kemarin yang diselenggarakan di aula Kantor Kelurahan Sumbergedong. Mungkin hal ini dikarenakan lokasinya yang lebih lapang dan di gedung yang besar, dengan bantuan sound system yang mumpuni, sehingga prosesi wisuda tampak lebih khidmat dan sakral. Dari ujung paling belakang, diantara anak-anak kecil bermain bekejar-kejaran, saya meny...

Sebuah Catatan di Tahun Baru: Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Belajar

Di hari pertama tahun 2014 ini, saya lewati dengan aktivitas seperti biasa. Maksudnya, saya memang tidak menganggap bahwa hari ini adalah hari yang – mungkin bagi beberapa orang – dapat dikatakan istimewa, atau paling tidak, lain dari hari-hari biasa. Beberapa kawan saya mengaku memanfaatkan momen awal tahun dengan mengunjungi tempat-tempat wisata, ada yang bersama kekasihnya, ada juga yang beramai-ramai. Apalagi, permulaan tahun merupakan hari libur nasional sehingga wajar jika hari ini diisi dengan momen-momen yang menyenangkan bersama orang-orang terdekat. Tidak ada agenda spesial yang saya rencanakan di permulaan tahun ini, kecuali bermalas-malasan menikmati hari libur. Bagaimana tidak, pukul 08.00 pagi saya baru beranjak dari tempat tidur. Itu pun tidak langsung tidak langsung mandi atau sarapan pagi. Sambil menunggu mata benar-benar melek, saya duduk di depan televisi. Saya cari-cari chanel yang menyiarkan kabar hari ini. Baru selang setengah jam kemudian, saya bergegas mand...